Saturday, September 24, 2011

Memilih Netbook Acer D255 Untuk Membuat Musik

Netbook adalah netbook. Beberapa tahun yang lalu, perbandingan fitur antara netbook satu manufaktur dengan manufaktur yang lain bisa dibilang hampir sama, karena memang netbook dirancang untuk kebutuhan fungsi fungsi komputasi yang sederhana. Tetapi, beberapa saat yang lalu Acer mengeluarkan varian Aspire One terbarunya yang diklaim sebagai netbook pertama dengan prosesor dual core.
Saya melihat iklan Aspire One D255 ini pertama kali di halaman Facebook Page Acer. Ketika itu, saya memang sudah mempertimbangkan membeli sebuah netbook sejak kurang lebih enam bulan namanya, memilih-milih antara tipe yang satu dengan tipe lainnya. Fitur prosesor dual core pada Aspire One D255 membuat saya langsung tertarik dan mencarinya di distributor Acer.
Ternyata saat itu produk ini baru pertama kali diluncurkan, sehingga baru tersedia di Acer Center resmi, salah satunya di ITC Kuningan. Setelah memilih konfigurasi dan warna (saya memilih konfigurasi OS Linux Linpus Moblin dengan warna Sandstone Brown), saya memutuskan untuk membelinya di hari pertama produk Aspire One D255 beredar di pasaran. Saya memilih OS Linux Linpus Moblin OS dan bukan OS Windows, karena beberapa perbedaan berikut:
1. Secara spesifikasi sistem komputer, Aspire One D255 dengan OS Windows memiliki hard disk 250 GB dan fungsi bluetooth, sedangkan dengan OS Linux memiliki hard disk 160 GB dan tidak memiliki bluetooth.
2. Harga Aspire One D255 dengan OS Windows adalah Rp. 3.500.000; Aspire One dengan OS Linux Rp. 3.000.000 (per September 2010).
3. Saya memang ingin memasang OS Linux Ubuntu Netbook Remix untuk menjelajahi kapabilitasnya memproduksi musik, sehingga tidak membutuhkan OS Windows dengan harga lebih mahal yang nantinya juga akan saya ganti.
Selain daripada alasan-alasan tersebut, spesifikasi Acer Aspire One D255 saya rasa juga merupakan spesifikasi yang paling mutakhir untuk netbook pada masa sekarang. Berikut spesifikasi Aspire One D255 yang saya kutip langsung dari sumber situs resmi Acer, dengan beberapa catatan kaki dari saya:
Spesifikasi Acer Aspire One D255
Prosesor: Intel Atom N550 (2 Core, L2 Cache 1 MB)
Acer mengatakan prosesor N550 membantu fungsi browsing internet yang lebih cepat, khususnya ketika pengguna menggunakan multi-tab browsing. Saya merasakan memang netbook AO D255 sangat nyaman untuk browsing internet, streaming, dan download. via koneksi WiFi (meski terkadang mengalami gangguan untuk situs-situs yang memang berat secara konten media).
RAM: DDR3 1024 MB
RAM sebesar 1 GB merupakan RAM yang cukup untuk eksplorasi produksi musik minimalis dengan kebebasan hambatan sampai beban tertentu.
Harddisk: 250 GB
Sewaktu saya beli AO D255 dengan OS Linux, hard disk berukuran 160 GB. Saya tidak tahu apakah Acer telah mengupdate fitur ini dan memasang hard disk 250 GB pada varian Linux ataupun Windows, atau tetap seperti semula. Namun, keterbatasan ukuran hard disk dapat diatasi dengan menambahkan hard disk eksternal sesuai dengan kebutuhan.
Layar: 10.1″ SD 1024 x 600 (WSVGA) pixel resolution, high-brightness (200-nit) LED-backlit TFT LCD
Nah, saya akui kelebaran layar merupakan salah satu kelemahan utama netbook; terutama ketika menggunakan OS Linux Ubuntu Netbook Remix. Karena beberapa program tidak dirancang untuk dipasang pada netbook (terutama piranti lunak produksi audio), dalam beberapa kasus antarmuka pengguna tidak sepenuhnya tertampil dengan baik pada layar netbook, sehingga bisa jadi ada beberapa tombol yang tidak bisa kita akses karena tidak tertampilkan layar yang hemat.
Mercury free, environment friendly
Konektivitas: LAN, Acer InviLink™ Nplify™ 802.11b/g/n Wi-Fi CERTIFIED™, Bluetooth 3.0+HS
Salah satu unggulan AO D255 adalah koneksi wireless-nya yang dengan sangat mudah mendeteksi koneksi WiFi yang terdekat dan langsung menyambungkannya bila memang sudah mengaksesnya sebelumnya (bila pertama kali akses, harus memasukkan password bila memang ada).
Webcam: Acer Crystal Eye webcam with 1280 x 1024
Saya belum pernah menggunakan fitur webcam, karena webcam masih belum terdeteksi dengan baik pada OS Linux Ubuntu Netbook Remix. Sementara hanya bisa digunakan untuk mengambil foto saja.
Baterai: 6-cell, 4400 mAH
Acer mengklaim daya tahan baterai AO D255 bisa selama 8 jam tanpa daya listrik. Tapi saya merasa waktu efektifnya tidak sampai 8 jam; lebih tepatnya sekitar 4 jam maksimal (meski saya jarang menggunakannya selama 4 jam berturut-turut). Meskipun begitu, biasanya daya tahan baterai cukup untuk urusan selama satu hari sebelum sampai di rumah dan bisa kembali mengisi ulang daya baterai.
Dimensi: 258.5 (W) x 185 (D) x 24 (H) mm
Bobot: 1,25 Kg (dengan baterai 6-cell)
AO D255 sangat ringan dan mudah dibawa kemana-mana, dan memiliki kombinasi warna yang menarik (meski saya menginginkan yang Ruby Red*, tetapi sewaktu pertama kali diluncurkan hanya tersedia Sandstone Brown dan Diamond Black).
Sementara, saya hanya bisa memberikan ulasan mengenai Acer Aspire One D255 ini sebagai pilihan netbook saya untuk urusan administratif sehari-hari dan juga sebagai “studio” sekunder (disamping PC Pentium IV yang masih setia menemani saya selama 6 tahun). Menurut saya AO D255 adalah netbook yang cukup mumpuni untuk mencoba memproduksi karya musik perdana Anda pada netbook, dikarenakan kemampuan prosesor yang termutakhir pada harga yang relatif dapat dibeli. Silakan Anda bandingkan netbook yang lain dengan AO D255 dan tentukan yang mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam memilih netbook untuk produksi musik. Silakan tambahkan pertanyaan, pendapat, atau juga ulasan Anda sendiri mengenai netbook lain di bagian komentar

No comments:

Post a Comment